Drama Korea Yang Bagus di Tahun 2022


Kehadiran drama Korea kini menjadi salah satu hiburan yang benar-benar digandrungi banyak orang, apalagi di jaman pandemi yang memaksa masyarakat untuk senantiasa di tempat tinggal layaknya selagi ini.

Bahkan, di jaman layaknya ini pula, jeratan drama Korea makin luas. Remaja, dewasa muda, pasangan, suami, istri, ibu-ibu, bapak-bapak, dengan ponsel, televisi, laptop, semua bisa dijangkau oleh Drakor.

Mereka mau menggunakan selagi sampai berjam-jam selesaikan satu drama Korea sampai tamat. Bukan cuma kala di rumah, kala sebelum ada pandemi, melihat orang melihat drama Korea di kendaraan lazim selagi jam pulang kantor telah perihal biasa.


Lalu mengapa drama Korea menjadi -semakin- diminati dan menggoda banyak orang?

Ada banyak alasan yang bisa terlihat dari bibir seorang pengagum Drakor misalnya ditanya karena menyukai drama Korea. Dan bagi mereka yang dulu atau sedang, setidaknya menyukai satu judul drama Korea, pasti benar-benar mengetahui sejumlah alasan berikut.

Alasan cerita yang menarik dan bisa menggaet pemirsa untuk turut merasakan emosi di dalam drama itu adalah kata-kata paling lazim yang terlihat dari pengagum drama Korea, setidaknya bagi CNNIndonesia.com.

Cerita yang menarik ini bisa termanifestasi ke banyak bentuk. Mulai dari cerita cinta yang menyayat-nyayat hati, memicu seolah jatuh cinta lagi, malu-malu sendiri selagi adegan romantis, memimpikan pasangan ideal layaknya di dalam drama, sampai terinspirasi atas perjalanan hidup si tokoh.

Cerita itu belum juga dari beraneka pernak-pernik kehidupan yang dibawa di dalam drama Korea.

Sebut saja makanan Korea yang memicu penggemarnya terinspirasi untuk belanja sumpit atau sendok besi sehingga serasa hidup di dalam drama Korea, atau ungkapan-ungkapan verbal yang -sadar atau tidak sadar- diikuti layaknya "jinjja??" atau "aish" atau "aigoo" atau "daebak!".

Selain itu, perihal teknis sinematik layaknya sinematografi, efek, panorama, dan nuansa yang dibawa bisa menguatkan cerita drama yang memang telah digarap dengan matang.


Sebagian pengagum yang lain juga mengamini bahwa segi pemain yang tampil ciamik, sampai lagu tema yang memicu pemirsa makin hanyut menjadi segi mengapa orang menjadi asyik sendiri dengan Drakor.

Di samping itu, satu judul drama Korea pun punya rentang selagi yang lumayan singkat dan tak bertele-tele dengan rata-rata memuat 16-20 episode. Setidaknya, setiap orang tak harus berlarut-larut untuk selesaikan satu judul drama Korea.

Namun sejumlah perihal yang memicu seseorang menggemari drama Korea tersebut belum juga sebagian segi lain yang memicu product sinematik ini bisa memperluas pasar di selagi pandemi.

Profesor studi Asia-Amerika Universitas Northwestern, Ji-Yeon yuh menyebutkan bahwa salah satu penyebab mengapa drama Korea bisa makin masif menjangkau audiens adalah karena Kedatangan teknologi streaming.

Streaming, baik secara legal maupun ilegal, mengetahui mengimbuhkan efek akses atas konten drama Korea. Terlebih, pandemi memicu bioskop ditutup yang akhirnya memaksa pencinta sinema bermigrasi ke streaming.

Akan tetapi, Yuh tunjukkan bahwa surga akses oleh streaming itu bukan semata alasan popularitas drama Korea itu sendiri.


Menurutnya, perihal estetika dari drama Korea yang tidak sama dengan serial barat menjadi segi penarik pemirsa baru. Begitu juga perpaduan nilai-nilai tradisional Korea dengan teknologi modern.

"Drama Korea menawarkan versi masyarakat yang memegang formalitas dan nilai-nilai tradisional, sambil bergerak maju sebagai masyarakat berkembang yang maju secara ekonomi," kata Yuh kepada NBC News.

Selain itu, sarana SBS Australia menilai bahwa romansa di dalam drama Korea lebih menarik karena mengangkat perihal yang tidak sama dibandingkan serial atau drama Barat.

Drama Korea disebut menyuguhkan perspektif baru karena lebih mengeksplorasi sifat serta menyuguhkan kisah romantis yang menggemaskan sampai menyayat hati.

Sejatinya, tema yang diangkat di dalam drama Korea pun tak melulu perihal kisah cinta. Isu-isu sosial layaknya intimidasi dari orang berkuasa di dalam Itaewon Class, tekanan kuat berkenaan pendidikan di dalam Sky Castle, sampai kisah persahabatan dan keluarga di dalam drama layaknya Reply 1988, menjadi suguhan menarik dari drama Korea.

Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Chang-beom pada mulanya sempat menyebutkan kepada CNNIndonesia.com pada 2018 silam bahwa kisah yang relevan serta unsur kedekatan bagi pemirsa Indonesia adalah salah satu segi utama Drakor bisa menggaet penonton.

"Saya pikir ada nilai-nilai umum, terlebih di Asia Tenggara, di Indonesia, di mana orang-orang tertarik dengan kisah yang berhubungan dengan keluarga, cerita yang lebih lazim karena relevan dengan kehidupannya sehari-hari," kata Kim selagi itu.

"Juga banyak aktor dan aktris yang rupawan, personel kelompok idola remaja yang menarik mata dan perhatian anak muda di Indonesia," lanjutnya.

Menstimulus Hormon

Sementara itu, psikolog Mira Amir mengimbuhkan pandangan berbeda. Kegandrungan seseorang bakal sesuatu, juga melihat drama Korea yang makin meluas, bisa menjadi disebabkan karena dopamine.

Dopamine merupakan salah satu zat kimia di otak yang berfaedah sebagai hormon dan neurotransmiter yang berperan merubah emosi, gerakan, sensasi kesenangan, dan rasa sakit.

Dia mengaitkan bahwa di dalam konteks drama Korea ini keadaan tersebut berlangsung karena ada daya tarik dan unsur kedekatan.

"Biasanya yang paling mudah, apa yang disaksikan orang dari drama Korea karena pemainnya cakap, suasananya dibangun menyenangkan, dan itu mengaktifkan stimulasi ke hormonnya," kata Mira kepada CNNIndonesia.com, 2018 lalu.

"Afeksi emosionalnya meningkat, karena dilibatkan secara emosi. Ketika emosi ditampilkan [dalam drama], dia [penonton] merasa itu menjadi representasi dari dirinya. Permasalahan di drama seolah menjadi perpanjangan dirinya," lanjutnya.

Mira berpandangan, efek tersebut berlangsung karena mungkin pemirsa khusus mengalami konflik, tetapi tidak mendapat solusi yang konkret dan kapabilitas untuk selesaikan persoalan yang rendah.

Karenanya, melihat konten yang memicu pemirsa khusus itu merasa bahagia menjadi sebuah pelarian. Mereka seolah bisa mendapatkan keadaan ideal yang diinginkan dengan apa yang disaksikan di dalam layar.

"Hal-hal romantis [dalam serial drama] umumnya yang dihadirkan, layaknya Dilan pun itu fenomenal, lucu juga digombalin ya. Tahu itu bohong, tetapi lucu. Karena formalitas yang mereka jalani, faktanya tidak semanis cerita," ujarnya. 
Este sitio web fue creado de forma gratuita con PaginaWebGratis.es. ¿Quieres también tu sitio web propio?
Registrarse gratis